Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

CEO Telegram Pavel Durov Bebas Bersyarat: Bayar Rp 86 Miliar, Tidak Boleh Keluar dari Prancis

Jumat, 30 Agustus 2024 | Agustus 30, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-29T21:56:42Z


Jaringan Jatim
- CEO Telegram, Pavel Durov, telah dibebaskan dari tahanan setelah membayar uang jaminan yang sangat besar pada Rabu (28/8) waktu setempat. Durov ditahan di Prancis dan menjalani pemeriksaan selama empat hari. Meskipun telah dibebaskan, Durov dilarang meninggalkan Prancis.

Durov ditangkap di bandara Le Bourget, Paris, pada 24 Agustus 2024, sebagai bagian dari penyelidikan awal oleh pihak berwenang. Penyelidikan ini dilakukan karena Telegram dianggap kurang efektif dalam memoderasi konten berbahaya yang berpotensi memicu tindakan kriminal.

Seorang hakim investigasi di Prancis telah mengajukan dakwaan awal terhadap Durov dan memerintahkannya untuk membayar jaminan sebesar 5 juta euro, atau sekitar Rp 86 miliar (dengan kurs Rp 17.152,5). Selain itu, ia dilarang meninggalkan Prancis selama penyelidikan berlangsung dan diwajibkan melapor ke kantor polisi setempat dua kali dalam seminggu.

Salah satu dakwaan awal yang diajukan adalah bahwa Durov terlibat dalam pengelolaan platform online yang memungkinkan terjadinya transaksi ilegal oleh kelompok terorganisir. Jaksa penuntut Prancis mengindikasikan bahwa pelanggaran ini bisa dihukum dengan penjara hingga 10 tahun dan denda sebesar 500 ribu euro (sekitar Rp 8,6 miliar).

Pria berusia 39 tahun ini juga diduga mengizinkan Telegram digunakan untuk konten yang berhubungan dengan pelecehan seksual anak dan perdagangan narkoba. Selain itu, Telegram disebut menggunakan teknologi enkripsi tanpa deklarasi yang benar, dan menolak untuk menyerahkan informasi atau dokumen yang diminta oleh penyelidik sesuai dengan hukum yang berlaku.

David-Olivier Kaminski, pengacara Durov, menanggapi tuduhan tersebut dengan menyatakan bahwa tidak masuk akal bagi seseorang yang mengelola sebuah platform media sosial untuk terlibat dalam tindakan kriminal, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Telegram sendiri telah merespons penahanan Durov dengan menegaskan bahwa perusahaan mereka mematuhi semua hukum Uni Eropa. "Telegram mematuhi hukum Uni Eropa, termasuk UU Layanan Digital, dan moderasi konten di platform ini sudah sesuai dengan standar industri serta terus ditingkatkan. CEO Telegram Pavel Durov tidak menyembunyikan apa pun dan sering bepergian ke Eropa. Tidak masuk akal untuk menyalahkan platform atau pemiliknya atas penyalahgunaan yang terjadi di platform tersebut," ungkap perwakilan Telegram.

×
Berita Terbaru Update