Warsubi mengisahkan perjuangan jatuh bangunnya dalam dunia usaha. "Tertatih bekerja di tempat orang, mengalami kerugian, semua sudah pernah saya alami. Yang paling penting dalam wirausaha adalah kerja keras dan pantang menyerah," ujarnya di hadapan peserta yang didominasi anak-anak muda dari berbagai komunitas di Jombang.
Ia berbagi pengalaman memulai bisnis dari nol, termasuk menjual berbagai komoditas seperti pupuk, bekatul, menir, beras, kacang tanah, hingga menjadi penebas semangka. Bahkan, pada tahun 1991-1993, Warsubi pernah berdagang buah manggis dan durian. Perjalanan panjang ini mengajarkannya bahwa wirausaha adalah sunnatullah, sebuah jalan hidup yang mengajarkan untuk saling berbagi dan membantu.
“Dengan berdagang, kita belajar untuk memberi dan berbagi. Tujuan akhirnya adalah keberkahan,” kata Warsubi, yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang.
Cerita inspiratif tersebut memotivasi para peserta, salah satunya Icha Novarina Aisha, seorang fresh graduate. “Cerita Abah Warsubi tadi sangat menginspirasi saya untuk berani memulai hal baru dan mengambil risiko. Beliau membuktikan bahwa dengan niat baik dan cara halal, kesuksesan pasti akan datang,” ujarnya.
Icha juga menyoroti ketangguhan mental Warsubi sebagai pengusaha. “Dari pengalaman Abah Warsubi, saya semakin yakin bahwa proses yang sulit akan membentuk mental baja. Saya berharap generasi muda, terutama fresh graduate seperti saya, semakin termotivasi untuk berwirausaha,” tambahnya.
Talkshow tersebut menjadi momentum berharga bagi anak muda Jombang untuk belajar langsung dari sosok inspiratif seperti Warsubi. Melalui perjuangan dan keberhasilannya, Warsubi memberikan pesan kuat bahwa kesuksesan dimulai dari langkah kecil dengan kerja keras dan tekad besar.
