Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Harga Bitcoin Melesat di Atas US$ 40.000, Level Tertinggi Sejak April 2022

Senin, 04 Desember 2023 | Desember 04, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-12-04T10:44:14Z

 


JARINGAN JATIM Bitcoin mencapai puncak harga baru di atas US$40.000 atau sekitar Rp617 juta, mencatatkan prestasi tertinggi sejak Mei 2022. Peningkatan nilai ini terjadi karena Bitcoin, sebagai aset kripto terkemuka, melanjutkan tren positifnya di tengah ekspektasi penurunan suku bunga dan permintaan yang meningkat dari dana yang diperdagangkan di bursa. Data dari Bloomberg pada Senin (4/12/2023) menunjukkan bahwa Bitcoin naik sekitar 1% menjadi US$40.005 pada pukul 7.22 waktu Singapura atau pukul 6.22 WIB.

mencatat lonjakan sebesar 142% sepanjang tahun ini. Sebelumnya, Bitcoin terakhir mencapai level US$40.000 sebelum mengalami keruntuhan stablecoin TerraUSD yang berdampak pada kerusakan aset digital dan rantai kejatuhan di sektor kripto.

Para investor kini semakin yakin bahwa bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) telah menyelesaikan kenaikan suku bunga karena mereda inflasi.

Fokus investor bergeser ke pemotongan suku bunga yang mungkin terjadi pada tahun 2024, memicu reli di pasar global. Industri aset digital juga menantikan hasil permohonan dari perusahaan-perusahaan seperti BlackRock Inc.

untuk meluncurkan ETF Bitcoin spot AS pertama. Menurut perkiraan Bloomberg Intelligence, persetujuan dari Komisi Sekuritas & Bursa diharapkan pada bulan Januari 2024.

Tony Sycamore, seorang analis pasar di IG Australia Pty, mengungkapkan bahwa optimisme seputar persetujuan SEC untuk ETF dan penurunan suku bunga Fed pada tahun 2024 terus mendukung Bitcoin. Dia juga menambahkan bahwa pola grafik teknis menunjukkan arah ke US$42.330 sebagai level berikutnya yang perlu diperhatikan.

Meskipun Bitcoin mengalami pemulihan setelah serangkaian tantangan pada 2022, termasuk tindakan keras pemerintah AS terhadap tokoh industri seperti Sam Bankman-Fried, serta denda besar untuk Binance dan pendirinya Changpeng Zhao, para pendukung berpendapat bahwa regulasi lebih ketat dan pertumbuhan aplikasi ETF menunjukkan kematangan industri dan potensi peningkatan basis investor untuk aset digital.

Namun, potensi kendala seperti pemulihan suku bunga atau hambatan terhadap ETF bisa menjadi ancaman bagi Bitcoin. Saat ini, sentimen pasar cenderung optimis.

Selain itu, peristiwa halving Bitcoin yang dijadwalkan pada tahun 2024 dapat mengurangi setengah jumlah token yang diterima oleh penambang Bitcoin, bagian dari proses untuk membatasi pasokan total Bitcoin menjadi 21 juta token. Meskipun Bitcoin dan aset digital lainnya seperti Ether dan BNB masih di bawah level tertinggi sepanjang masa yang dicapai selama pandemi, di mana token terbesar mencapai hampir US$69.000 atau sekitar Rp1 miliar pada November 2021.

×
Berita Terbaru Update