Ruang Narasi - Kebijakan menarik dukungan dari pasangan calon Ganjar Pranowo-Mahfud Md oleh Relawan Benteng Jokowi (Bejo) menciptakan gelombang kontroversi di jagat politik Indonesia. Zaenal Aziz, Sekjen Relawan Bejo, membenarkan informasi tersebut dan memberikan penjelasan mengapa keputusan tersebut diambil.
Menurut Aziz, keputusan menarik dukungan itu berawal dari peristiwa saat dirinya dilantik sebagai anggota Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) pusat di Makassar. Saat itu, Aziz menyampaikan dukungan Benteng Jokowi untuk Ganjar Pranowo di 516 kabupaten/kota. Namun, jawaban mengejutkan datang dari Ganjar Pranowo sendiri, yang secara terang-terangan menyatakan bahwa "Pak Jokowi tidak mendukung Pak Ganjar Pranowo."
Aziz segera menyampaikan peristiwa ini kepada Ketua TKRPP PDIP Ahmad Basarah, tetapi tidak ada kelanjutan yang jelas. "Ketika saya sampaikan, dibalas 'nanti akan di-clear-kan ke Pak Ganjar,' tetapi tidak ada konfirmasi lanjut," ungkap Aziz.
Menghadapi penolakan dari pihak Ganjar-Mahfud di beberapa daerah, termasuk di Papua, Relawan Bejo memutuskan untuk mengambil sikap tegas. Aziz menegaskan bahwa mereka menarik dukungan penuh di seluruh kabupaten/kota dan provinsi, untuk kemudian dialihkan kepada pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Penarikan dukungan ini, menurut Aziz, juga didorong oleh serangkaian penolakan yang terjadi di beberapa provinsi seperti Riau dan Medan. Di Papua, khususnya, terdapat penolakan dari 3.120 orang, yang menjadi salah satu faktor utama dalam pengambilan keputusan ini.
Sebagai langkah resmi, Relawan Bejo telah mengajukan pencabutan dukungan kepada Ganjar Pranowo dan Mahfud Md kepada TKRPP, TKN, dan KPU. Dukungan tersebut secara resmi dialihkan kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, dengan dokumen dan surat pencabutan dukungan yang telah diajukan ke KPU.
Aziz menutup penjelasannya dengan menegaskan bahwa mereka telah mengirimkan dukungan resmi kepada Prabowo dan Gibran serta mendaftarkan surat pencabutan dukungan ke KPU. Keputusan ini, tanpa keraguan, menciptakan dinamika baru dalam persaingan politik menjelang pemilihan yang semakin mendekat.
